Isnin, 5 Oktober 2009
Ahad, 4 Oktober 2009
Aku dating dengan mata menangis
Kudatang dengan rintihan, kegelisahan, dan kesedihan
Tlah kuperbuat banyak kejahatan dan dosa
Sehingga jadilah aku sang pendosa
Di sisi-Mu-lah sekarang, hai Sang Mahadiraja
Aku datang dengan penuh penyesalan
Hati ini sudah dipenuhi kesalahan
Aku sangat malu saat menerima soalan
Bagaikan burung yang terikat sayapnya
Aku datang sambil jatuh bangun Wajahku merunduk ke tanah
Aku datang dengan pandangan sembab
Wahai penguasa alam, lihatlah
Aku datang dengan hati terbakar
___________________________________________________________
Ya Allah, hariku gelap, perbuatanku salah
Ya Allah, akulah pendosa dan bermasalah
Ya Allah, maafkanlah hamba-Mu ini
Ampunilah hamba-Mu yang malu ini
Meski kejahatan segunung dosa
Di sisi ampunan-Mu, lebih kecil dari biji gandum
Ya Allah, dengan kebenaran empat belas manusia suci
Jangan Kau masukkan daku ke dalam neraka-Mu
Aku yang kebingungan, sedih, dan merintih
Berharap pada-Mu, hai Yang Mahahidup lagi Mahasuci
Aku Mohon pada-mu, sebuah hati yang menangis dan letih
Karna tempat-Mu di hati yang hancur.
_________________________________________________________
Ya Allah, lindungi mereka yang tak punya perlindungan
Tataplah mereka yang keletihan
Betapa sedikit peminta yang beroleh perhatian si sultan
Banyaknya kebutuhan membuatku gelisah
Saksikanlah kegelisahanku, Wahai Tuhan
Ya Allah, kusandarkan diriku pada kasih sayang-Mu
Karna tiada yang layak disandar selain kasih sayang-Mu
Bimbinglah hati yang gundah-gulana
Karna hati tanpa pembimbing kan jatuh dalam sumur
Kepala menempel ke tanah rumah-Mu
Sambil meminta, butuh, dan menghatur ampunan
Tlah datang pada-Mu tawanan yang pemalu lagi pendosa
Sambil berharap kasih sayang dan ampunan-Mu
Seorang pengemis dengan tangis penyesalan
Menjadi tak berguna karna beban dosa
Kugapai tangan Yang Maha Pengampun
Agar Dia anugrahkan sesuatu yang istimewa
Jernih menawarkan tulus dalam sebuah jabat tangan
Lalu terukirlah kisah persahabatan dalam diary bernama hati
Kawan,
Masih kungingat cengkrama yang melantun dari bibir-bibir kita
ketika bulan tawarkan redup,
Ketika mentari tawarkan terik,
ketika langit tawarkan aneka warna
ketika burung tawarkan nyanyian seindah sorga jiwa
hingga memory kita terlarut dan enggan berpaling
hingga hari ini
masih kulihat jelaga itu di matamu
masih sejernih ketika dulu kita berjabat tangan
tapi kita mesti pulang
bukankah dedauan masih hijau serupa gejolak kita?
diary kita tak kan lusuh karena perpisahan bukanlah akhir memory,
tapi pintu menuju ruang bernama cita-cita
ketika aku haus cinta,
kan kuteguk kasih dari memory dalam jelaga persahabatanmu
wajah sahabat yang ku rindui
Ahad, 27 September 2009
Fajar menyingsing di pagi hari,
Menerangi seluruh pelusuk bumi.
Kerap ku terfikir seorang diri,
Apakah tujuan terciptanya diri ini?
Hidup di dunia hanyalah sementara,
Akhirat jua kekal selamanya.
Ku susun sepuluh jari, berdoa seraya,
Tiadakah lagi kedamaian di dunia?
Pasang surut silih berganti,
Patah tumbuh hilang berganti.
Kami insan tiada upaya diri,
Ya Allah ku akui, lemahnya diri ku ini.
Berkumandang azan bertalu-talu,
Di pagi yang dingin penuh syahdu.
Aku berdiri menyambut seruan Mu,
Mengharapkan keredhaan tulus daripada Mu
Ya Allah ya tuhanku,
Hatiku risau tiada terperi.
Ku menadahkan tangan bedoa kepadamu,
Di manakah tempatku ku di akhirat nanti?
Hari demi hari terus berlalu,
Memamah zaman yang kini semakin rapu.
Alangkah indahnya jika ku dapat tatap wajahmu
Ya Rasulullah, aku rindu kepadamu!
Kitab suci Allah sebuah mukjizat
Tibanya hisab engkaulah pemberi syafa’at
Ingin ku bertemu dengan mu nanti di akhirat
Pimpinlah tanganku melalui titian Sirat!
Ya Allah ku rindukan SyurgaMu,
Ya Rasul ku rindukan Syafa'atmu.
Ampunkanlah segala dosa-dosa ku,
Terimalah aku sebagai ummatmu.
Berlinang air mata membasahi pipi,
BerTahajjud seorang di malam yang sepi.
Tunjukkan aku jalan yang diredhai,
Supaya tenang ketika dicabut nyawaku nanti.
Ya Allah maafkan aku akan keterlaluan diriku,
Segala keterlanjuran berpunca dari kesilapan ku.
Kini ku ingin mendekatkan diri kepada Mu
Supaya dapat ku jejak taman Syurga Mu
Untuk pedoman bagi yang ingin mendekatiMu
Ku bersyukur kerana diberi pertunjuk kepadaku
Janganlah berlengah lagi wahai SAHABATKU…...
Sabtu, 26 September 2009
Di jiwa insan yang mendambakan kebahagiaan
Oh... ibu
Di bahumu tergalas beban
Perjalananmu penuh rintangan
Kau titipkan kasih sayang
Sejujur pengorbanan
Tak ku nafikan
Di saat kita berjauhan
Rasa ingin ku berlari
Mendakapimu penuh girang
Bak si kecil kehilangan
Kau insan penyayang
Betapa ku merindu
Lembutnya belaian ibu
Membuatku terlena
Di wajah terlukis tenang
Debar di dada kau rahsiakan
Ku pastikan dikau aman
Dikurnia sejahtera
Tak ku lupakan
Di saat kita berjauhan
Rasa ingin ku berlari
Mendakapimu penuh girang
Bak si kecil kehilangan
Tiada aku tanpa ibu
Hanya (kau) satu didunia
Bertakhta dikau dijiwaku
Kau lah ibu yang tercinta
Kau insan pengasih
Betapa aku mengharap
Hadirnya restumu ibu
Membawaku ke syurga
Bersemi belaian kasih sayang nan berpanjangan
Darimu insan yang mendoakan kebahagiaan anak-anakmu
Oh... Ibu